untuk menuntut Ilmu dan dengan tujuan yang satu yaitu”Ilmu Pengetahuan”,karena tanpa Ilmu pengetahuan sulit kiranya untuk mencapai kesejahteraan hidup,baik hidup di Dunia maupun hidup di Akhirat dan menuntut Ilmu itu adalah kewajiban bagi seluruh Ummat di manapun laki-laki dia atau perempuan dia,hal ini telah di perkuatkan dengan ayat Al-Qur an dan Hadist Nabi di antaranya berbunyi:”Allah S.W.T meninggikan Derajat Orang-orang yang berilmu di antara kamu”.(Q.S.)dan Hadist Nabi yang berbunyi:”Menuntut Ilmu itu adalah Wajib baik Laki-laki maupun Perrempuan”.dan Hadist lain mengatakan:”Barang siapa menginginkan Dunia hendaknya dengan Ilmu dan Barang siapa menginginkan Akhirat hendaknya dengan Ilmu dan Barang siapa menginginkan keduanya maka hendaknya dengan Ilmu”(Hadist Mutafaqqu alaih). Ini jelas kiranya hendaknya semua perbuatan harus di iringi dengan Ilmu bahkan dalam menerapkan syariat Islam sekalipun mesti dengan Ilmu, apalagi menyangkut kamaslahatan sosial yang kadang-kala menimbulkan pandangan yang bervariasi.
Universitas Teuku Umar (UTU) merupakan salah satu perguruan Tinggi yang berdiri di Pantai Barat Selatan dan merupakan Lembaga Pendidikan yang masih muda mulai pembangunan Lembaga, Sumber Daya Manusia(khususnya tenaga Pengajar), maupun mahasiswa itu sendiri.Dalam event penerapan syariat Islam,Mahasiswa-mahasiswa masih dalam perbincangan hangat sebahagian besar ada yang setuju dan sebahagian kecil belum lagi setuju hal tersebut di karenakan semenjak di keluarkannya peraturan Bupati(PerBup) tentang syariat Islam yang menyangkut Tata cara berbusana Islami dan pelarangan memakai celana ketat(Jeans) di Aceh Barat setelah di Sahkannya Kota Meulaboh sebagai Kota Tauhid dan Tasawuf, walaupun masalah tersebut telah di seminarkan dengan mengundang
Berbagai Elemen masyarakat dan akan mulai di terapkan pada tanggal 1 Januari tahun 2010.
Di sisi yang lain,kalangan masyarakat dan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menuai Pro dan
Kontra, berbagai kalangan LSM menilai bahwa penerapan syariat Islam khususnya dalam hal pelarangan memakai Celana ketat di rasakan terlalu dini sehingga Masyarakat merasa berat untuk menjalankan perintah tersebut, namun mereka mendukung penuh terhadap peraturan Bupati tersebut.
Presiden Mahasiswa (PresMa) UNIVERSITAS Teuku Umar, Sabki Mustafa Habli. ketika ditanyai News Q-ta tentang penerapan syariat Islam di Kampus melalui via handphone (HP) pada Rabu,14 Januari yang lalu mangatakan bahwa penerapan syariat islam adalah hal yang di harapkan bersama demi terciptanya suasana Islami dan penerapan syariat Islam itu tidak hanya pada pakaian saja tetapi adanya bentuk-bentuk pengajian dan lain sebagainya, di sela yang berbeda hal yang senada pun di sampaikan oleh Ketua Lembaga Dakwah Kampus(LDK) Randi pada kamis (15/01) lalu, ia melihat bahwa penerapan syariat islam mesti di terapkan akan tetapi masih rendahnya kesadaran Mahasiswa-mahasiswi untuk mau menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari di kampus, hal ini terlihat salah satunya masih banyaknya mahasiswi yang pergi ke kampus dengan memakai pakaian yang jauh dari Syari’at. di samping itu ”Mahasiswi kita lihat masih enggan memakai busana muslimah (Rok) dengan beralasan susah dalam mengenderai sepeda motor” ujar Randi.
Pada lain kesempatan, News Q-ta mewawancarai Rektor UTU Drs.Alfian Ibrahim M.Si menyangkut masalah penerapan Syariat Islam di kampus UTU pada Jum’at pagi (16/01) di Ruang kerjanya. Rektor mengatakan bahwa untuk memulai penerapan Syariat Islam harus di awali dengan kesadaran diri-sendiri dan beliau menyayangkan banyak dari kalangan Ummat muslim yang tidak mencerminkan karakteristiknya sebagai umat islam. Dalam hal lain beliau juga ikut mengomentari tentang perilaku Orang tua yang menurutnya sangat serius mendukung program pendidikan informal anak-anak seperti halnya Les Mate-matika, kursus Bahasa Inggris dan sebagainya demi masa depan anak tersebut. akan tetapi adakah orang tua yang peduli terhadap anaknya dalam hal Agama seperti memberi pengajian dan bimbingan agama demi untuk mempertebal aqidah anak agar selamat dunia akhirat.
” Orang tua sekarang sangat serius mendukung program pendidikan anak-anaknya seperti halnya Les Matematika, kursus Bahasa Inggris dan sebagainya. Tapi apa adakah orang tua yang peduli penuh pada bimbingan agama bagi si anak demi perbekalan untuk Akhirat”. Ungkap rektor
Dalam hal pelarangan celana ketat beliau menyikapi itu dengan baik karena beliau menganggap di dalam Tata berbusana terdapat ketentuan-ketentuan yang dapat membangun kebaikan, beliau mengumpamakan biarawati-biarawati non-Islam memakai busana yang sangat sopan dan bahkan tubuh mereka tertutup semua dan yang harus di ingat mereka mempunyai lambang Non-islam dan beliau mengingatkan pada seluruh mahasiswa supaya menerapkan kebiasaan-kebiasaan sebagai orang Islam dan jangan malu-malu dalam menerapkan Syariat Islam,dalam hal bersamaan beliau menekankan kepada PEMA dan seluruh BEM supaya merumuskan tentang penerapan Syariat Islam tidak dalam arti pakaian saja,dan setiap keputusan harus berdasarkan atas hukum(Al-Qur an dan Hadist) bukan berdasarkan kebijakan dan beliau sangat mendukung tentang pelarangan pakaian ketat dan pakaian yang baik dan yang bagaimana seharusnya menurut Al-Qur an dan Hadist.
(Tim liputan News Q-TA].
Universitas Teuku Umar (UTU) merupakan salah satu perguruan Tinggi yang berdiri di Pantai Barat Selatan dan merupakan Lembaga Pendidikan yang masih muda mulai pembangunan Lembaga, Sumber Daya Manusia(khususnya tenaga Pengajar), maupun mahasiswa itu sendiri.Dalam event penerapan syariat Islam,Mahasiswa-mahasiswa masih dalam perbincangan hangat sebahagian besar ada yang setuju dan sebahagian kecil belum lagi setuju hal tersebut di karenakan semenjak di keluarkannya peraturan Bupati(PerBup) tentang syariat Islam yang menyangkut Tata cara berbusana Islami dan pelarangan memakai celana ketat(Jeans) di Aceh Barat setelah di Sahkannya Kota Meulaboh sebagai Kota Tauhid dan Tasawuf, walaupun masalah tersebut telah di seminarkan dengan mengundang
Berbagai Elemen masyarakat dan akan mulai di terapkan pada tanggal 1 Januari tahun 2010.
Di sisi yang lain,kalangan masyarakat dan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menuai Pro dan
Kontra, berbagai kalangan LSM menilai bahwa penerapan syariat Islam khususnya dalam hal pelarangan memakai Celana ketat di rasakan terlalu dini sehingga Masyarakat merasa berat untuk menjalankan perintah tersebut, namun mereka mendukung penuh terhadap peraturan Bupati tersebut.
Presiden Mahasiswa (PresMa) UNIVERSITAS Teuku Umar, Sabki Mustafa Habli. ketika ditanyai News Q-ta tentang penerapan syariat Islam di Kampus melalui via handphone (HP) pada Rabu,14 Januari yang lalu mangatakan bahwa penerapan syariat islam adalah hal yang di harapkan bersama demi terciptanya suasana Islami dan penerapan syariat Islam itu tidak hanya pada pakaian saja tetapi adanya bentuk-bentuk pengajian dan lain sebagainya, di sela yang berbeda hal yang senada pun di sampaikan oleh Ketua Lembaga Dakwah Kampus(LDK) Randi pada kamis (15/01) lalu, ia melihat bahwa penerapan syariat islam mesti di terapkan akan tetapi masih rendahnya kesadaran Mahasiswa-mahasiswi untuk mau menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari di kampus, hal ini terlihat salah satunya masih banyaknya mahasiswi yang pergi ke kampus dengan memakai pakaian yang jauh dari Syari’at. di samping itu ”Mahasiswi kita lihat masih enggan memakai busana muslimah (Rok) dengan beralasan susah dalam mengenderai sepeda motor” ujar Randi.
Pada lain kesempatan, News Q-ta mewawancarai Rektor UTU Drs.Alfian Ibrahim M.Si menyangkut masalah penerapan Syariat Islam di kampus UTU pada Jum’at pagi (16/01) di Ruang kerjanya. Rektor mengatakan bahwa untuk memulai penerapan Syariat Islam harus di awali dengan kesadaran diri-sendiri dan beliau menyayangkan banyak dari kalangan Ummat muslim yang tidak mencerminkan karakteristiknya sebagai umat islam. Dalam hal lain beliau juga ikut mengomentari tentang perilaku Orang tua yang menurutnya sangat serius mendukung program pendidikan informal anak-anak seperti halnya Les Mate-matika, kursus Bahasa Inggris dan sebagainya demi masa depan anak tersebut. akan tetapi adakah orang tua yang peduli terhadap anaknya dalam hal Agama seperti memberi pengajian dan bimbingan agama demi untuk mempertebal aqidah anak agar selamat dunia akhirat.
” Orang tua sekarang sangat serius mendukung program pendidikan anak-anaknya seperti halnya Les Matematika, kursus Bahasa Inggris dan sebagainya. Tapi apa adakah orang tua yang peduli penuh pada bimbingan agama bagi si anak demi perbekalan untuk Akhirat”. Ungkap rektor
Dalam hal pelarangan celana ketat beliau menyikapi itu dengan baik karena beliau menganggap di dalam Tata berbusana terdapat ketentuan-ketentuan yang dapat membangun kebaikan, beliau mengumpamakan biarawati-biarawati non-Islam memakai busana yang sangat sopan dan bahkan tubuh mereka tertutup semua dan yang harus di ingat mereka mempunyai lambang Non-islam dan beliau mengingatkan pada seluruh mahasiswa supaya menerapkan kebiasaan-kebiasaan sebagai orang Islam dan jangan malu-malu dalam menerapkan Syariat Islam,dalam hal bersamaan beliau menekankan kepada PEMA dan seluruh BEM supaya merumuskan tentang penerapan Syariat Islam tidak dalam arti pakaian saja,dan setiap keputusan harus berdasarkan atas hukum(Al-Qur an dan Hadist) bukan berdasarkan kebijakan dan beliau sangat mendukung tentang pelarangan pakaian ketat dan pakaian yang baik dan yang bagaimana seharusnya menurut Al-Qur an dan Hadist.
(Tim liputan News Q-TA].