Editorial News Q-Ta

SELAMAT DATANG DI MEDIA KAMPUS BERGENGSI DI ACEH BARAT YANG INDEPENDEN DAN BERIMBANG.
UKM PERS NEWS Q-TA FISIP UNIVERSITAS TEUKU UMAR

Kamis, 16 Desember 2010

Mahasiswa UTU Tuntut Percepat Pelantikan Rektor






Ratusan Mahasiswa Universitas Teuku Umar, terdiri dari enam fakultas, (Tehnik, Perikanan, Pertanian, Kesehatan Masyarakat, Ekomomi, Sospol) berdemonstrasi di halaman kantor rektorat. Pada Kamis 17 Desember 2010 sekitar pukul 09:00 WIB.


Mahasiswa yang tergabung dalam aksi segera menutup area kampus dan memberhentikan aktifitas kampus. Setiap mahasiswa yang sedang belajar di ajak turut berpartisipasi untuk melakukan aksi. Jalan masuk dan keluarpun dengan cepat di tutup.

Aksi tersebut menuntut tiga hal yang sudah di agendakan, Pertama, mempercepat proses pelantikan rektor yang sudah dipilih bulan Agustus lalu. Kedua, pihak yayasan segera menyelesaikan status tanah yang tidak jelas kepemilikannya. Ketiga pihak rektorat menghapus dekan-dekan yang gak jelas status penjabatanya. Kemudian mahasiswa menambah tuntutan-tuntutanya mengenai KTM (Kartu Tanada Mahasiswa) yang belum juga di berikan kepada mahasiswa yang belum menerima, lalu pihak yang bersangkutan untuk memutuskan hubungan kerjasama dengan Bank Syariah Mandiri yang dinilai tidak ada kontribusinya kepada Universitas Teuku Umar, juga tidak di perbolehkan bagi dosen pengajar titel pendidikannya masih S1. Tuntuntan ini langusung dilontarkan dari kordinator-kordinator aksi dari tiap-tiap fakultas pada orasinya di halaman depan kantor rektorat Universitas Teuku Umar. Aksi demonstrasi mahasiswa kemudian di tanggapi baik oleh pihak rektorat dan pihak rektorat siap berdiskusi langsung kepada mahasiswa. Kemudian mahasiswa meminta kepada pihak rektorat untuk menghadirkan pihak yayasan agar hadir menemui mahasiswa untuk menjelaskan langsung tanggapanya mengenai tuntutan mahasiswanya. Sempat mengembirakan bagi mahasiswa ketika mendengar kabar dari pihak rektorat, pihak yayasan akan hadir dan mereka lagi dalam perjalanan menuju kampus. Tapi kabar itupun serasa basi bagi mahasiswa, karena pihak yayasan tidak kunjung datang. Dengan begitu mahasiswapun segera mengambil tindakan kunjungan untuk menemui pihak yayasan ke kantor Bupati Aceh Barat.

Mahasiswa kemudia melakukan konvoi dengan memakai sepeda motor berangkat dari kampus menuju kantor Bupati sekitar pukul 11:30 WIB. Iringan-iringan terkoordinir dengan baik tidak terjadi apapun pada mahasiswa atau pun pengguna jalan yang lain.







Kedatangan mahasiswa di kantor bupati Aceh Barat di sambut oleh puluhan aparat keamanan (Polri, Pamong Praja, WH ). Mahasiswa kemudian meminta pada pihak keamanan untuk memberitahukan kepada pihak yayasan segera hadir menemui mahasiswa. Pihak keamanan tidak merugris permintaan mahasiswa. malah seorang pihak keamanan dari satuan Polri beradu mulut kepada mahasiswa. Dengan cepat salah seorang kordinator aksi memerintahkan kepada mahasiswa lainya untuk tidak melayani pihak keamanan tersebut. Aksi mahasiswa kemudian dilanjutkan dengan penggedongan pocong palsu. Pocong itu diserahkan kepada pihak yayasan. Sebagai tanda kematian pada Universitas Teuku Umar jika mahsiswa tidak segera mendesak. Aksi mahasiswapun berakhir setelah pihak yayasan menandatangani perjanjian. Salah satu isi penanda tangan tersebut adalah segera melakukan pelantikan rektor baru pada hari Senin 20 Desember 2010 mendatang. (Ar)

Selasa, 10 Agustus 2010

OPINI


Oleh : Rinaldi Prasasti.

Mhs FKM-UTU.MBO



MENUJU UNIVERSITAS TEUKU UMAR

LEBIH BAIK



Setelah mendapat izin operasional dari Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) melalui Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah I Medan, baru kemudian Universitas Teuku Umar (UTU) memulai kegiatan belajar-mengajar pada pertengahan tahun 2006 lalu yang bertempat di Jl. Alue Peunyareng Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Dalam rangka pembangunan gedung belajar milik UTU juga terdapat bantuan hibah dari Bpk Surya Paloh melalui Yayasan Sukma. Bangunan fisik (gedung) yang telah ditempati sekarang belum memadai sehingga pihak pemerintah yang punya peranan penting dalam hal ini telah mengalokasikan dana untuk pembangunan fisik di UTU sedikit demi sedikit sehingga diharapkan sesuai dengan rencana induk (masterplan) yang sudah dibuat sebelumnya. Sumber dana untuk pembangunan fisik maupun non-fisik UTU selama ini didominasi oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Aceh Barat dengan tanpa menafikan alokasi dana dari Pemerintah Provinsi NAD (Pemprov NAD) sedangkan Pemda se-pantai Barat-Selatan lainnya dinilai minim berkontribusi. Menyikapi masalah minimnya anggaran tersebut sangat wajar bila UTU meminta pada Pemerintah Pusat dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional agar melakukan penegrian UTU secepatnya tanpa banyak mempersoalkan kekekurangan yang tidak mungkin terselesaikan tanpa dukungan dana yang memadai sedangkan kondisi se-Aceh Barat-Selatan belum terdapat satu pun universitas negri. Tawaran untuk memprivatisasi UTU bukan solusi yang baik untuk mendukung kemajuan bidang pendidikan sebab dengan memprivatisasi UTU maka sumber pembiayaan akan ditarik melalui mahasiswa sehingga bukan untuk meringankan beban masyarakat justru menambah beban & menguntungkan pihak swasta nantinya. Sebagai mahasiswa UTU yang hanya bisa menjadi pendukung ini maka penulis menyarankan pada pihak-pihak yang terlibat dalam proses akselerasi penegrian UTU agar meningkatkan kinerjanya.

Mewujudkan suatu universitas negri tentu tidak semudah membalik telapak tangan. Selian harus melakukan lobi yang intensif juga perlu dilaksanakan pembenahan internal baik berupa fisik maupun non-fisik seperti: fasilitas, sumber daya manusia (SDM), maupun birokrasi yang baik. Sejauh pengamatan penulis selama ini mengenai fasilitas di UTU belum bisa dikatakan cukup untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar sebagaimana mestinya termasuk pelaksanaan pratikum yang semestinya tidak boleh lagi bergantung pada sarana & prasarana yang dimiliki oleh universitas lain seperti Unsyiah di Banda Aceh. Permasalahan semacam ini harus mampu diselesaikan oleh birokrat yang ada di UTU terutama pihak Rektorat dengan segala upaya. Siap atau tidak siap, cukup atau tidak cukupnya dukungan anggaran yang dialokasikan untuk operasional UTU harus bisa disikapi agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut atau dicari alternatif yang lebih baik. Sangat disayangkan yang terjadi justru tidak adanya rasa memiliki pada kalangan mahasiswa terhadap apa saja yang sudah dimiliki seperti peralatan tulis, kursi, meja, dll. Hendaknya teman-teman mahasiswa tidak membiarkan begitu saja oknum-oknum perusak milik publik itu sebab pembelian fasilitas tersebut adalah hasil akumulasi dana publik. Mengenai bidang SDM sudah selayaknya mahasiswa UTU harus bisa tampil lebih baik daripada masa sebelumnya diantaranya dengan meningkatkan frekwensi belajar yang selama ini dilakukan di luar jam perkuliahan. Jangan menjadi mahasiswa yang berharap banyak pada universitas yang masih merangkak ini tapi berusahalah melakukan apa yang kita bisa lakukan untuk mendukung kemajuan kampus tercinta ini. Keberadaan sejumlah mahasiswa yang sudah mencapai jumlah ribuan itu hendaknya dapat dimanfaatkan sebagai tenaga yang mendukung untuk meningkatkan pemasukan (income) bagi UTU dalam hal ini bukan bersumber dari biaya SPP melainkan keberadaan SDM yang banyak merupakan modal pembangunan. Bila dijajaran pemerintahan sering melibatkan swadaya masyarakat, mengapa di lingkungan kampus tidak mampu melibatkan swadaya mahasiswa?? Tidak ada salahnya merealisasikan usulan dari seorang sosok yang peduli terhadap kampus UTU yaitu Bpk Kiswanto, Spd, M.Si tentang penyediaan tempat yang menawarkan jasa atau pelaksana mengenai kebutuhan alat tulis, dll yang dikelola oleh mahasiswa sedangkan pendapatannya masuk ke kas UTU. Tentu bukan hanya beliau saja yang punya usulan untuk perubahan & perkembangan UTU menjadi lebih baik kedepan. Keberadaan berbagai unit kegiatan mahasiswa (UKM) hendaknya tidak berorientasi pada budaya konsumtif tetapi bisa mandiri bila perlu mampu memberi insentif kepada kampus. Bila hal ini bisa terwujud di UTU sungguh telah terjadi suatu gebrakan yang luar biasa. Hal demikian bukan mustahil terjadi bila keberadaan seluruh elemen yang ada di kampus UTU tercinta ini tidak untuk mencari hidup melainkan untuk membangun demi kemaslahatan bersama. Jiwa seorang birokrat yang amanah juga penting ditanamkan pada setiap individu yang terlibat dalam kegiatan birokrasi di UTU. Birokrat di UTU tidak boleh menggelapkan walau Rp 100.- dari dana publik yang dikumpulkan tersebut. Pengelolaan dana yang tidak sedikit itu harus transparan baik dari segi jumlah maupun realisasinya kepada semua kalangan. Mahasiswa tidak boleh diam dalam menyikapi birokrat yang bermental koruptor yang membudaya tanpa ada tindakan tegas. Keberanian mahasiswa harus muncul barawal dari pengamatan yang dilakukan secara jeli & punya landasan atau bukti nyata sebab mahasiswa adalah kaum intelektual muda. Keberanian mahasiswa bukan menungu ketika sudah ramai yang menyuarakan & memperjuangkan ketidakadilan maupun pelanggaran yang dilakukan baik itu dijajaran pemerintahan, rektorat, akademik, dosen, dll. Mahasiswa tidak boleh jadi seorang penakut ketika melihat kezaliman karena Allah Swt melindungi siapa saja yang memperjuangkan kebenaran & tidak ada pertolongan Allah Swt kepada orang-orang yang berbuat zalim. Tidak akan jatuh sehelai rambut pun bila diluar kehendak Allah Swt. Sudah selayaknya mahasiswa menjalin persatuan & kesatuan dalam menghadapi kebathilan. Sangat disayangkan bila pada zaman sekarang ini masih ada mahasiswa yang membebek pada hal-hal yang bersifat tidak wajar. Mahasiswa sejati bukan berkeluh kesah di warung kopi mengenai ketidakadilan yang ia alami tetapi mahasiswa harus mampu menyampaikan semua permaslahan secara berani & bertanggungjawab. Keberadaan pihak Rektorat maupun Akademik bukanlah sekedar regulator terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan tetapi lebih tepatnya disebut pelayan publik. Jika demikian adanya maka sangat disesali bila masih ada oknum-oknum yang dengan bangga menampilkan sikap arogan pada mahasiswa sebab keberadaan mereka itu karena adanya mahasiswa. Semoga seluruh kegiatan birokrasi di UTU dapat menjadi lebih baik.

Rektorat merupakan pusat (center) yang bisa diaktakan sebagai jantungnya kehidupan kampus UTU mempunyai peranan vital dalam menyikapi berbagai hal yang terjadi di lingkungan kampus. Pihak rektorat tidak boleh pasif dalam menyikapi suasana di lingkungan kampus UTU seperti keberadaan mushala yang mudah dimasuki hewan itu perlu mendapat perhatian serius. Dengan modal hak otonomi khusus di Aceh mengapa pihak rektorat belum juga mengeluarkan kebijakan resmi tentang keberadaan kampus UTU yang islami?? Padahal Bupati Aceh Barat sangat merespon baik yang demikian itu. Mengenai ketertiban parkir harus disikapi dengan baik sehingga tidak sampai menggunakan area di depan ruangan akademik sebagai tempat parkir kendaraan. Menindak setiap oknum yang sengaja membuang sampah dibelakang ruangan akdemik dengan alsan praktis itu perlu disikapi dengan tegas karena mencemari lingkungan & merusak pandangan sehingga tempat tersebut telah disebut tong sampah raksasa. Demikian pula keberadaan sarang lebah di samping aula juga meresahkan siapa saja yang berada disekitar area tersebut. Semoga UTU bisa menjadi lebih baik. Amin.

Haruskah Ospek di Warnai Kekerasan?




Sabtu 7 Agustus 2010 hari kedua pengospekan mahasiswa Universitas Teuku Umar berlangusng di kampus UTU, jalan Alue Peunyareng (Alpen) desa Gunong Kleng, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat di warnai kekerasan.

Reporter News Qta mendapatkan sisi kekerasan yang terjadi di saat pelaksanaan ospek oleh mentor ospek. Berawal dari kesalahan yang di lakukan peserta ospek kemudian peserta di beri hukuman Pus Up di hadapan banyak peserta ospek yang saat itu peserta ospek sedang berbaris di lapangan olahraga pada kondisis cuaca panas terik. Ketika salah seorang reporter News Qta memberi saran ke salah seorang mentor yang berinisial M, Ia menjelaskan ke reporter News Qta alasanya agar peserta semangat dalam mengikuti kegiatan Ospek.

Haruskah Ospek di Warnai Kekerasan?
Selain penjemuran di terik matahari dan hukuman fisik (Pus Up)S ecara bersamaan di Universitas Teuku Umar, di fakultas Tehnik salah seorang peserta ospek cedera akibat pukulan dan tendangan yang di lakukan oleh mentornya. Akhirnya peserta yang cedera itu di larikan ke rumah sakit umum Meulaboh. Untuk sementara kasus ini akan di lanjutkan ke Polres Aceh Barat. Sementara itu juga beberapa peserta ospek juga ada yang kerasukan. Penyebanya belum di ketahui.

Menjadi pertanyaan ada apa dengan ospek 2010 ini?
haruskah ospek di warnai dengan kekerasan? sebenarnya apa yang ada di benak mentor atau penyelenggara Ospek? ataukah mentor-mentor menyimpan obsesi militeris. Dengan adanya Ospek bakat mereka tersalurkan. ataukah kegiatan ini menjadi ajang balas dendam yang sebelumnya pernah di lakukan ke mereka. yang jelasnya Ospek Mahasiswa Baru anggkatan 2010 UTU mengecewakan.

Perubahan Konseb.
Setelah kejadian ini untuk kedepanya haruslah ada perubahan konsep ospek yang tidak memakai embel-embel kekerasan. Mungkin konsep yang di lakukan adalah konsep pelatihan untuk peserta mahasiswa baru, dimana mahasiswa baru dilatih pemahamannya tentang manusia yang menyandang gelar mahasisiwa, Kepemimpinan, Perdamaian, Kebersamaan, pengabdian ke masyarakat, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dll dengan metode -metode yang baru tentunya minghilangkan yang berbau militer.


Selasa, 27 Juli 2010

Otto Syamsuddin Ishak

Perlu rumusan konstruksi social yg tepat utk bangun kawasan barat-selatan

Menurut Otto, ditengah dinamika perkembangan masyarakat Aceh barat saat ini, perkembangan issue politik dan social setempat, beban sejarah yang disandang Aceh Barat selaku ‘Bumi Tasawuf’ membutuhkan rumusan konstruksi social yang cocok untuk pembangunan kawasan Barat-Selatan, sehingga proses pembangunan yang sedang digiatkan dikawasan Barat-Selatan saat ini sejalan dengan tujuan dan hakikat dari perdamaian itu sendiri, yaitu peningkatan kemakmuran masyarakat.
Oleh karena itu, Otto berharap kehadiran Unit Kajian Perdamaian (UKP) di UTU jangan hanya menjadi dirkursus social, tapi juga menberi masukan pemikiran untuk proses pembangunan. Jadi dapat mensinergiskan antara tradisi pemikiran yang sudah berkembang di kawasan ini dengan tindakan nyata yang dibutuhkan untuk proses pembangunan guna memenuhi tujuan dari perdamaian, khususnya di kawasan barat-selatan dan aceh secara keseluruhan pada umumnya.
Hal tersebut disampaikannya dalam orasi ilmiah di acara peresmian Unit Kajian Perdamaian (UKP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar, senin 26 July 2010. Unit kajian tersebut diresmikan oleh Dekan Fisipol Unifersitas Teuku Umar, turut dihadiri oleh civitas akademika, Tokoh masyarakat Aceh Barat, aktivis masyarakat sipil/LSM dan mahasiswa dan undangan lainnya.
Sudarman Alwi. MAG, Dekan Fisipol Unifersitas Teuku Umar pada kesempatan itu mengucapkan selamat atas kehadiran UKP dilingkungannya, dan berharap UKP ini dapat memacu tumbuhnya budaya riset ilmiah dalam konteks perdamaian dan dapat menjadi wadah bagi masyarakat sipil untuk terlibat aktif dalam sumbang pikiran untuk proses penyusunan perencanaan pembangunan di Aceh Barat.
Acara peresmian tersebut dilanjutkan dengan penandatanganan Mou antara Andi Sayumitra selaku Kepala Unit Kajian Perdamaian (UKP) Fisipol UTU dengan Juanda Djamal selaku Sekjen Acehnese Civil Siciaty Task Force (ACSTF). MoU tersebut berisikan kesepakatan kerjasama antar keduabelah pihak dibidang peningkatan pendidikan dan penelitian tentang perdamaian Aceh. (news Qta)

Kamis, 03 Juni 2010

Ratusan Mahasiswa Universitas Teuku Umar Konvoi ke DPRK Aceh Barat





Kamis 3 Juni 2010. Hampir masuk tengah hari kampus UTU di hirukan oleh suara keras seseorang memakai Toa (alat pengeras suara) , suara keras itu terdengar dari halaman depan UTU. Mendengar suara hiruk pikuk tersebut salah seorang reporter News Qta medekati. Ternyata Ratusan mahasiswa Universitas Teuku Umar sudah berkumpul di halaman dan berlahan pergi menggunakan kendaran roda dua menuju Meulaboh. Reporter News Qta sempat bertanya pada salah seorang mahasiswa yang tergabung dalam keramaian itu, lalu ia menjelaskan, "Mahasiswa UTU sekarang ini aka melakukan aksi demo ke gedung DPRK Aceh Barat untuk meminta kejelasan status UTU, katanya akan di negrikan, nah sekarang kita-kita akan kesana untuk mengetahui kejelasan UTU sekarang ini".

Konvoi mahasiswa melaju di mulai dari jalan Aleu Penyareng, jalan Meulaboh Tapak Tuan, jalan Nasional, Jalan Makam Pahlawan , Jalan Teuku Umar, Jalan Kejaksaan, jalan kota padang dan berakhir di jalan Teuku Uamar di depan hotel Tiara. Mahasiswa melanjutkan ke gedung DPRK dengan berjalan kaki.

Minggu, 18 April 2010

PEMA SELENGGARAKAN MAULID
































Dalam rangka menyambut bulan menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW,Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) Universitas Teuku Umar Meulaboh menngadakan maulid akbar Nabi Muhammad SAW pada tanggal 06 April 2010 bertempat di Aula Universitas Teuku Umar Alue Peunyareng.Kenduri Maulid tersebut dilaksanakan oleh kementerian Agama PEMA UTU dengan menghadirkan 2 kelompok zikir yaitu dari pesantren Darul Aitami Meureubo dan kelompok zikir Pesantren Serambi Aceh Kaway 16. Ini baru pertama kali diadakan maulid Akbar tingkat Universitas yang menghadirkan kelompok dikee dan mengundang sekitar 250 orang undangan,unsur undangan : BEM se-Aceh Barat dan Nagan raya,LSM seaceh barat, bupati aceh barat,DPRK aceh barat,pihak rektorat UTU,para dekan se UTU.lembaga mahasiswa yang ada di aceh barat dan seluruh organisasi mahasiswa se UTU.Penceramah pada kegitan maulid kali ini adalah Abu Khalid Al – Youmla Alkhalidi, S.Pdi atau biasa dipanggil Abu Lot Nigan,nagan raya.Kata Menteri Agama PEMA UTU,Sulaiman Ali.

Pada kesempatan lain,Presiden Mahasiswa Universitas Teuku Umar,Sabki Mustafa Habli, dalam kata sambutannya mengatakan bahwa generasi muda para mahasiswa UTU khususnya harus mengikuti jejak rasul SAW dalam perjuangannya menegakkan Islam dan Rasul SAW diutus ke muka bumi semata-mata untuk memperbaiki akhklak manusia.Mahasiswa harus beraklakul karimah dalam menunjang ilmu pengetahuan karena mahasiswa adalah pemimpin dimasa yang akan datang. Mahasiswa jangan asal berbicara tapi harus memperkaya diri dengan khasanah ilmu pengetahuan dan akhklak,etika harus kita junjung.kata sabki.

Penceramah pada kesempatan tersebut juga mengatakan bahwa maulid itu tidak dilarang dalam agam Islam dan mengikuti jejak nabi Muhammda SAW adalah wajib.Kedepan harus kita tingkatkan sholawat dan do’a kepada Rasul SAW.

Minggu, 28 Maret 2010

PEMA UTU GELAR GSP


Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) Universitas Teuku Umar-Meulaboh mengadakan kegiatan Gerakan Sadar Pendidikan (GSP) untuk pelajar peserta UAN tingkat SLTA se Aceh Barat dan Aceh Jaya,yang bertujuan memberikan motivasi dan semangat kepada siswa peserta UAN 2010 untuk tetap semangat dalam menghadapi UAN nanti yang akhirnya dengan ada semangat yang tinggi dapat meningkat kelulusan siswa pada UAN 2010.Dimana dengan kehadiran para mahasiswa Tim GSP dari PEMA UTU ini dapat mendongkrak semangat dan motivasi belajar siswa serta memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (kuliah).

Jumlah tim GSP ini yaitu 36 orang dari PEMA UTU dan sekolah yang dikunjungi adal;ah sekolah tingkat SLTA yang ada di Aceh Barat dan Aceh Jaya.Kemudian hasil pantauan kami dilapangan kesipan secara mental sangat baik,satu hal yang sangat kami sayangkan perkembangan yang muncul sikalangan siswa hari ini adalah adanya eforia yang berlebihan dengan menyiapkan berbagai persiapan untuk rekreasi setelah UAN seperti adanya pengadaan baju dari setiap siswa setelah UAN nanti,yang sangat penting sebenarnya hal yang mendasar yang harus dilakukan pihak sekolah dalam mengahadapi UAN adalah bagaiman cara agar lulusan setiap tahun terus meningkat.Kalau terlalu eforia nanti jangan anak murid tidak lulus,yang ada hanya kekesalan bagai siswa-siswi.

Rabu, 17 Maret 2010

Kondisi Syariat Islam di Lembaga pendidikan Universitas Teuku Umar (UTU)

untuk menuntut Ilmu dan dengan tujuan yang satu yaitu”Ilmu Pengetahuan”,karena tanpa Ilmu pengetahuan sulit kiranya untuk mencapai kesejahteraan hidup,baik hidup di Dunia maupun hidup di Akhirat dan menuntut Ilmu itu adalah kewajiban bagi seluruh Ummat di manapun laki-laki dia atau perempuan dia,hal ini telah di perkuatkan dengan ayat Al-Qur an dan Hadist Nabi di antaranya berbunyi:”Allah S.W.T meninggikan Derajat Orang-orang yang berilmu di antara kamu”.(Q.S.)dan Hadist Nabi yang berbunyi:”Menuntut Ilmu itu adalah Wajib baik Laki-laki maupun Perrempuan”.dan Hadist lain mengatakan:”Barang siapa menginginkan Dunia hendaknya dengan Ilmu dan Barang siapa menginginkan Akhirat hendaknya dengan Ilmu dan Barang siapa menginginkan keduanya maka hendaknya dengan Ilmu”(Hadist Mutafaqqu alaih). Ini jelas kiranya hendaknya semua perbuatan harus di iringi dengan Ilmu bahkan dalam menerapkan syariat Islam sekalipun mesti dengan Ilmu, apalagi menyangkut kamaslahatan sosial yang kadang-kala menimbulkan pandangan yang bervariasi.


Universitas Teuku Umar (UTU) merupakan salah satu perguruan Tinggi yang berdiri di Pantai Barat Selatan dan merupakan Lembaga Pendidikan yang masih muda mulai pembangunan Lembaga, Sumber Daya Manusia(khususnya tenaga Pengajar), maupun mahasiswa itu sendiri.Dalam event penerapan syariat Islam,Mahasiswa-mahasiswa masih dalam perbincangan hangat sebahagian besar ada yang setuju dan sebahagian kecil belum lagi setuju hal tersebut di karenakan semenjak di keluarkannya peraturan Bupati(PerBup) tentang syariat Islam yang menyangkut Tata cara berbusana Islami dan pelarangan memakai celana ketat(Jeans) di Aceh Barat setelah di Sahkannya Kota Meulaboh sebagai Kota Tauhid dan Tasawuf, walaupun masalah tersebut telah di seminarkan dengan mengundang


Berbagai Elemen masyarakat dan akan mulai di terapkan pada tanggal 1 Januari tahun 2010.

Di sisi yang lain,kalangan masyarakat dan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menuai Pro dan
Kontra, berbagai kalangan LSM menilai bahwa penerapan syariat Islam khususnya dalam hal pelarangan memakai Celana ketat di rasakan terlalu dini sehingga Masyarakat merasa berat untuk menjalankan perintah tersebut, namun mereka mendukung penuh terhadap peraturan Bupati tersebut.

Presiden Mahasiswa (PresMa) UNIVERSITAS Teuku Umar, Sabki Mustafa Habli. ketika ditanyai News Q-ta tentang penerapan syariat Islam di Kampus melalui via handphone (HP) pada Rabu,14 Januari yang lalu mangatakan bahwa penerapan syariat islam adalah hal yang di harapkan bersama demi terciptanya suasana Islami dan penerapan syariat Islam itu tidak hanya pada pakaian saja tetapi adanya bentuk-bentuk pengajian dan lain sebagainya, di sela yang berbeda hal yang senada pun di sampaikan oleh Ketua Lembaga Dakwah Kampus(LDK) Randi pada kamis (15/01) lalu, ia melihat bahwa penerapan syariat islam mesti di terapkan akan tetapi masih rendahnya kesadaran Mahasiswa-mahasiswi untuk mau menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari di kampus, hal ini terlihat salah satunya masih banyaknya mahasiswi yang pergi ke kampus dengan memakai pakaian yang jauh dari Syari’at. di samping itu ”Mahasiswi kita lihat masih enggan memakai busana muslimah (Rok) dengan beralasan susah dalam mengenderai sepeda motor” ujar Randi.

Pada lain kesempatan, News Q-ta mewawancarai Rektor UTU Drs.Alfian Ibrahim M.Si menyangkut masalah penerapan Syariat Islam di kampus UTU pada Jum’at pagi (16/01) di Ruang kerjanya. Rektor mengatakan bahwa untuk memulai penerapan Syariat Islam harus di awali dengan kesadaran diri-sendiri dan beliau menyayangkan banyak dari kalangan Ummat muslim yang tidak mencerminkan karakteristiknya sebagai umat islam. Dalam hal lain beliau juga ikut mengomentari tentang perilaku Orang tua yang menurutnya sangat serius mendukung program pendidikan informal anak-anak seperti halnya Les Mate-matika, kursus Bahasa Inggris dan sebagainya demi masa depan anak tersebut. akan tetapi adakah orang tua yang peduli terhadap anaknya dalam hal Agama seperti memberi pengajian dan bimbingan agama demi untuk mempertebal aqidah anak agar selamat dunia akhirat.

” Orang tua sekarang sangat serius mendukung program pendidikan anak-anaknya seperti halnya Les Matematika, kursus Bahasa Inggris dan sebagainya. Tapi apa adakah orang tua yang peduli penuh pada bimbingan agama bagi si anak demi perbekalan untuk Akhirat”. Ungkap rektor

Dalam hal pelarangan celana ketat beliau menyikapi itu dengan baik karena beliau menganggap di dalam Tata berbusana terdapat ketentuan-ketentuan yang dapat membangun kebaikan, beliau mengumpamakan biarawati-biarawati non-Islam memakai busana yang sangat sopan dan bahkan tubuh mereka tertutup semua dan yang harus di ingat mereka mempunyai lambang Non-islam dan beliau mengingatkan pada seluruh mahasiswa supaya menerapkan kebiasaan-kebiasaan sebagai orang Islam dan jangan malu-malu dalam menerapkan Syariat Islam,dalam hal bersamaan beliau menekankan kepada PEMA dan seluruh BEM supaya merumuskan tentang penerapan Syariat Islam tidak dalam arti pakaian saja,dan setiap keputusan harus berdasarkan atas hukum(Al-Qur an dan Hadist) bukan berdasarkan kebijakan dan beliau sangat mendukung tentang pelarangan pakaian ketat dan pakaian yang baik dan yang bagaimana seharusnya menurut Al-Qur an dan Hadist.
(Tim liputan News Q-TA].

News Q-Ta telah kuat pondasi dengan Mubes


UTU- Akhirnya UKM Pers News Q-TA Fisip - UTU bisa memulai kegiatan pers dengan terlaksananya Musyawarah Besar (MUBES) yang diselenggarakan pada Minggu (17/01) DI Aula Kampus UTU mengingat sangat pentingnya fungsi media di Kampus Universitas Teuku Umar.
Acara yang dihadiri oleh Pemerintahan Mahasiswa, Ketua UKM Tarantula, Ketua LDK Al-Hijrah, dan beberapa utusan dari masing-masing jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan juga Dekan FISIP serta Wadek I FISIP itu berlangsung sangat lancar.
”Sebagai Pondasi Awal dimulainya kegiatan dan dapat mengetahui tata aturan dan kebijakan-kebijakan yang akan dibuat nantinya” Ungkap Pimpinan Redaksi News Q-TA saat memberikan kata sambutan. Dan juga harapan Mahasiswi Komunikasi semester 7 (tujuh) ini pun selaku Pimpinan Redaksi UKM Pers News Q-TA terpilih adalah UKM Pers News Q-TA bisa menjadi media pembelajaran bagi mahasiswa Universitas Teuku Umar dalam mengeyam Pendidikan serta dapat menjadi Media Penyalur Inspirasi Mahasiswa Universitas Teuku Umar.
Dekan Fisip Universitas Teuku Umar, Sudarman Alwy M.Ag juga mengatakan dalam kata sambutannya bahwa beliau sangat mendukung Kegiatan UKM Pers News Q-TA dan organisasi-organisasi lainnya yang bersifat membangun kreatifitas mahasiswa dan menciptakan pemikiran-pemikiran yang kritis dan demokratis.( Tim liputan News Q-TA )

Rabu, 03 Maret 2010

BUPATI “ Mahasiswa UTU harus Belajar dengan Baik “

UTU- Bupati Aceh Barat Ramli MS Dalam Kunjungan pada Seminar yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa teknik Sipil (HMTS) Fakultas Teknik. yang bertema Peran Tekhnik Sipil dalam membangun wilayah menuju pembangunan Nasional. Kegiatan yang berlangsung di Aula Kampus Universitas Teuku Umar, Senin (16/01) beliau sangat mendukung acara seminar tersebut. Beliau pun menyampaikan agar seluruh civitas akademika Universitas Teuku Umar harus memperhatikan Pembangunan dan juga melakukan Pengawasan Bersama-sama demi kelangsungan pembangunan daerah.

“Mahasiswa UTU harus belajar dengan baik dan sungguh-sungguh” Harapnya. Beliau berharap agar mahasiswa ( i ) Universitas Teuku Umar bisa ikut serta memonitoring dan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dalam Membangun Aceh Barat sesuai harapan kita bersama.

Pada kesempatan yang singkat pun pada News Q-TA Bupati Aceh Barat menyampaikan bahwa Pemerintah daerah sangat membantu dan mendukung Pembangunan Kampus Universitas Teuku Umar . (Thia

Senin, 01 Maret 2010

Enam hari bersama Diana


Training Jurnalistik Bagi Perempuan Aceh yang diadakan oleh Beujroh sangat memberikan manfaat yang luar biasa, acara yang dilaksanakan pada tanggal 8 Februari sampai 12 Februari 2010 itu dihadirkan oelh pemateri-pemateri yang berkompeten seperti Linda Christanty Pimpinan Redaksi Aceh Feature yang juga seorang perempuan, M.Hamzah Mantan Ketua AJI, Mukhtarudin Yakob yang saat ini menjabat sebagai Ketua AJI da bekerja sebagai reporter TV Swasta SCTF, Ahmady Meuraxa, dan Adi Warsidi yang juga redaktur Acehkita.
Peserta yang berasal dari berbagai daerah yang ada di Nanggroe Aceh Darussalam mewakilkan dirinya dari masing-masing daerah yaitu Bireun, Pidie, Gayo Lues, Lhoksumawe, Aceh Besar, Sinabang,Perlak , Banda Aceh dan juga Meulaboh yang diwakili oleh Pimpinan Redaksi News Qta Thia Novia Rizal.
Dalam Training ini mereka dituntut untuk bisa menulis dan mengetahui pentingnya peran perempuan terhadap media.
Panitia mengkoordinir proses pelatihan secara baik sehingga tidak ada kesan kejenuhan selama mengikuti masa training dan diakhiri akhir panitia mnghadiahi para peserta dengan kunjungan ke RRI Banda Aceh dan Aceh TV.
Enam hari bersama Diana sangatlah mengesankan, dimana hotel diana menjadi tempat berkesan selama masa training karena suka cita, tawa, dan kasih sayang selalu hadir dalam masa training sehingga membuat para peserta yang sebelumnya tidak saling kenal menjadi menjalin persahabatan di diana. sampai di hari akhir training rasanya tidak ingin ada perpisahan, namun hal itu tidak mungkin karena harus kembali ke daerah masing-masing.

Minggu, 21 Februari 2010

Plang News Q-TA hilang dan ketemu lagi



beberapa bulan yang lalu News Q-TA merasa resah di sebabkan papan alamat hilang dan kemudian di temukan lagi di lokasi berdirinya pamplet dalam keadaan tergeletak dan hancur. News Q-TA tidak tahu itu perbuatan siapa? kemdian news q-ta melupakan kejadian itu dan berharap tidak ada orang yang sirik kepada berdiri dan jalannya News Q-TA.